Thursday, April 2, 2009

PENYEBAB MALAPETAKA DUNIA DAN UMAT ISLAM


Pendiri Hizbut Tahrir, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, dalam Mafahim Siyasah li Hizb at-Tahrir menjelaskan kepada kita tentang tiga penyebab malapetaka dunia:

Pertama: Ilusi Badan Internasional (PBB dan UU Internasional). Badan Internasional, yang berawal dari komuniti negara-negara Kristien Eropah, menjelma menjadi PBB (Pertubuhan Bangsa Bangsa). PBB kemudian menjadi semacam ’Supra-State’ yang menjadi alat kepentingan negara-negara kapitalis.

Tugas PBB yang pertama adalah melakukan ’kapitalisasi’ sistem dunia dalam berbagai aspek. Muncullah apa yang disebut dengan hukum atau undang-undang internasional, yang seakan-akan merupakan kesepakatan internasional. Pernyataan itu sebenarnya dusta. Sebab, pada faktanya apa yang disebut sebagai hukum internasional adalah hukum yang dibuat oleh—dan berdasarkan kepentingan—negara-negara kapitalis, khususnya komuniti negara Kristien Eropah. 

Hukum internasional kemudian menjadi rejim autonomi. Ketika dianggap sebagai undang-undang internasional yang wajib diterapkan, maka harus ada satu kekuasaan untuk menerapkannya. Muncullah ’GlobalCop’ dengan kekuatan ketenteraan. Itulah AS dan negara-negara sekutunya.

Negara itu dengan bebasnya menghukum negara lain, baik dalam bentuk hukuman ekonomi maupun ketenteraan ketika dianggap melanggar hukum internasional. walhal AS menggunakan PBB dan hukum internasional hanya untuk kepentingan politiknya. Resolusi PBB kemudian menjadi alat legaliti menyerang Irak dan Afganistan, juga atas nama hukum internasional.

PBB sejak awal memang dicipta untuk kepentingan negara-negara besar. Ini sudah terserlah dari hak kekuasaan yang dimiliki oleh 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dari kekuatan kuasa ini terjadilah tirani minoriti atas majoriti. Meskipun semua negara setuju untuk memberikan hukum atas suatu negara, misalnya, kalau salah satu anggota tetap DK PBB itu tidak setuju, maka resolusi itu batal. Logik ini secara telanjang bertentangan dengan prinsip suara majoriti dalam demokrasi yang dibanggakan Barat.

Berkali-kali AS menggunakan kuasanya setiap kali ada resolusi yang mengancam kepentingan negara bonekanya, Israel. Sebaliknya, Dewan Keamanan PBB  mengeluarkan resolusi No. 1483, tanggal 22 Mei 2003, yang memberikan penggubalan hukum dan undang-undang internasional bagi pendudukan Amerika dan Inggris atas Irak.

Di bidang politik, negara  lain di dunia dipaksa melaksanakan sistem nilai kapitalis seperti HAM, Demokrasi, dan Pluralisme. Di bidang ekonomi, kapitalisasi dunia dilakukan dengan membentuk badan internasional seperti IMF, World Bank dan WTO. Dunia pun dipaksa tunduk dengan kebijakan neoliberal seperti privatisasi, pasar bebas, HAKI, dll. Isu jender  dan kependudukan pun digulirkan di bidang sosial.

Kedua: Cengkeraman dan dominasi negara-negara kuasa besar dalam segala aspek. Negara-negara kuasa besar ini membahagi-bahagi dunia untuk kepentingan mereka sendiri. Negeri-negeri Islam pasca runtuhnya Khilafah Uhtmaniyah, dibagi-bagi layaknya rampasan perang oleh negara-negara Barat, lalu diberi kemerdekaan palsu dengan pemimpin yang menjadi boneka Barat. Akhirnya, lahirlah negara-negara bangsa (nation state) di negeri-negeri Islam, yang pemimpinnya tunduk pada kepentingan Barat.

Negara-negara Barat lalu mengekploitasi kekayaan alam negeri-negeri Islam. Dibuatlah perangkap dan jebakan internasional seperti pemaksaan mata wang dolar, perangkap hutang, pasar bebas berikut organisasi dunia seperti Bank Dunia dan IMF. Semuanya bergerak secara sistematik untuk merompak negara-negara lain.

Kerakusan untuk menguasai aset ekonomi dunia membuat Barat menghalalkan segala cara untuk merompak. Yang paling biadab maka, Iraq dijajah dan dirompak atas nama demokrasi, freedom dan perang melawan terorisme. Menurut Alan Greenspan, mantan Dirut Bank Federal AS, motif AS sesungguhnya menyerang Iraq adalah demi minyak. Negara preman ini, tidak peduli bahawa akibat penjajahannya di Iraq sekitar 1 juta orang penduduk awam terbunuh.

Ketiga: Imperialisme dan monopoli. Imperialisme atau penjajahan merupakan metod baku negara-negara kapitalis. Karena itu, imperialisme tidak akan pernah benar-benar hilang. Yang terjadi adalah perubahan bentuk: ekonomi, politik, budaya dan ketenteraan.

Yang paling menyedihkan dan zalim, imperialisme juga dilakukan di bidang kesihatan yang menyangkut nyawa manusia. Barat memanfaatkan WHO sebagai organ PBB untuk mengokohkan imperialisme ini. Negara-negara yang majoriti penduduknya Muslim dipaksa  membeli vaksin yang diperbuat negara-negara maju dan dilarang membeli produk dari negara-negara Muslim sendiri. Praktik monopoli kotor ini berlangsung lama tanpa dapat dicegah oleh Dunia Ketiga. Kerana negara-negara maju selalu menggunakan lembaga internasional seperti WHO.

Dalam soal vaksin, misalnya, 90 % pasar vaksin dunia dikuasai hanya oleh sedikit perusahaan di negara maju. Salah satu perusahaan vaksin terbesar saat ini ternyata milik Donald Rumsfeld (mantan menteri pertahanan AS).

Perusahaan-perusahaan besar dunia  menguasai pasar ubat internasional karena berlindung di balik hak kekayaan atas intelektual atau hak patern. Biasanya perusahaan ini mendapatkan hak patern ubat selama 20 tahun. Ertinya, tidak boleh ada perusahaan lain yang menghasilkani ubat sejenis, kecuali membeli lesen. Ubat pun menjadi mahal dan rakyat miskin di Dunia Ketiga semakin menderita.

Ironisnya, Pemerintah di Dunia Ketiga, termasuk negeri Muslim, tunduk sahaja atas penindasan ini; bahkan mengubal undang-undang penjajahan di bidang kesihatan dengan melaksanakan pengswastaan di bidang kesihatan. Selain ubat mahal, pembiayaan kesihatan pun semakin mahal, sementara Pemerintah lepas tangan.

Menghadapi ini, berkali-kali kita mengingatkan keberadaan Khilafah menjadi sangat relevan. Tidak ada yang dapat menghentikan penderitaan ini kecuali Negara Khilafah. Khilafah pula, yang menerapkan syariah Islam, yang akan memberikan kebaikan kepada semua manusia dan mendakwahkan Islam sebagai rahmatan lil ’alamin

1 comment:

  1. betul adanya, memang kini orang orang di Indonesia khususnya kaum muslim harus lebih waspada terhadap gerakan pemecah belah Islam... Sungguh saya sangat prihatin

    ReplyDelete

FIRMAN ALLAH YANG BERMAKSUD

”Dan tidaklah layak bagi orang Mukmin laki-laki maupun bagi orang Mukmin perempuan, jika Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) dalam urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.”
(Q.s. al-Ahzab [33]: 36)